Kemkomdigi Beberkan Pentingnya Adopsi AI di Sektor Telekomunikasi

GadgetDIVA - Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Aju Widya Sari membeberkan pentingnya pemanfaatan AI dalam sektor telekomunikasi. Khususnya, industri seluler. 

Menurut penjelasannya, teknologi kecerdasan buatan alias AI ini telah dimanfaatkan oleh para pemain industri seluler yang paling dekat dengan masyarakat. Mulai dari meningkatkan customer experiene seperti asisten virtual, personalisasi layanan dan dukungan pelanggan 24 jam serta optimalisasi jaringan telekomunikasi dan keamanan serta deteksi penipuan. 

“Pada industri seluler, AI telah dimanfaatkan untuk meningkatkan customer experience,” jelas Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Aju dalam acara diskusi ajang Selular Award 2025 yang bertajuk “Capitalizing on The AI Revolution” yang berlangsung pada Senin (26/5). 

Aju turut menyoroti bahwa penetrasi smartphne yang tinggi di Indonesia merupakan peluang yang strategis untuk menjadikan AI sebagai penyeimbang dalam memberikan akses terhadap pelayanan cerdas secara merata. Sebab, menurutnya, teknologi ini merupakan bagian dari ekosistem digital yang kokoh. 

Ada tiga pilar utama yang dibutuhkan dalam mengadopsi teknologi AI. Yakni, people, platform dan policy. 

Pilar utama ialah people yang berarti perlu adanya kesiapan sumber daya manusia. Jika sumber daya manusia belum siap, kata Aju, maka akan menyebabkan terhambatnya transformasi digital. 

Indonesia perlu memiliki talenta digital yang tak hanya mahir secara teknis, namun juga bertanggung jawab dalam menciptakan serta menggunakan teknoligi AI. 

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat pendidikan berbasis teknologi, menyediakan pelatihan tenaga kerja, serta mendiorong kewirausahaan digital agar lebih banyak inovator lokal yang dapat bersaing di tingkat global,” jelas Aju. 

Dari sisi platrom, harus mencakup infrastruktur digital yang memungkinkan riset, pengujian serta penerapan AI. Indonesia membutuhkan akses terhadap data yang andal dan berkualitas, kapasitas kommunikasi seperti GPU dan layana cloud serta pusat data yang aman. Termasuk juga dapat menyediakan pusat riset, inkubator dan digital innovation hub saling terhubung antara univesitas, industri dan pemerintah. 

Di samping itu, dari sisi policy, Indonesia juga harus memiliki regulasi yang fleksibel namun tetap menjaga etika. Oleh sebab itu, pemerintah dan pemangku kepentingan perlu berkolaborasi dalam menyusun regulasi yang melindungi privasi, transparansi, algoritma dan keamanan data. 

“AI yang digunakan secara optimal dan bertanggung jawab akan menjadi akselerator pada sektor strategi seperti pertanian, pendidikan, kesehatan, transportasi, dan rata keolah pemerintah,” kata dia. 

Dalam kesempatan yang sama, Chief Enterprise Business Officer XLSmart for Business Feby Sallyanto mengungkapkan enam dampak perusahaan dalam mengadopsi AI. Di antaranya sebagai berikut. 

– Efisiensi tim penjualan meningkat 40 persen

– Strategi marketing lebih terukur berbasis data

– Produktivitas karyawan meroket

– Penguatan produk enterprise fiber

– Keputusan jaringan berbasis AI

– Optimalisasi SDM

“Manfaat di XLSmart yakni efisiensi tim penjualan, strategi marketing yang lebih cerdas, enchance home produktivity. Selain itu, juga penguatan produk enterprise fiber to the X, AI led network decision hingga produktivitas SDM,” tutur Feby. 

Di samping itu, GM Network Digitalization and Analytic Platform Telkomsel Trihan Marsudi menyatakan AI diperlukan untuk mengontrol produk hingga membantu para pelanggan di Telkomsel.  

“Pelanggan kami yang lebih dari 150 juta tentu sangat sulit jika harus dipantau secara manual. Kini dengan bantuan AI, Telkomsel bisa cepat memantau jaringan hinga perbaikan yang cepat jika ada masalah,” tanda Trihan.