GadgetDIVA - Selasa (7/4/2020) kemarin, WhatsApp menyatakan akan batasi fitur forward pesan. Hal tersebut dilakukan demi meningkatan pengawasan terhadap potensi penyebaran misinformasi terkait COVID-19. Langkah ini dibuat untuk mengurangi kecepatan dimana informasi tersebar melalui WhatsApp.
Dalam batasan tersebut, pesan yang diidentifikasi sebagai “Highly forwarded” hanya dapat dikirim ke satu orang. Sebelumnya, para pengguna dapat meyebarkan pesan fitur forward pesan ke banyak orang. Hingga mencapai 265 orang hanya dengan beberapa ketukan.
Awalnya, pesan-pesan ini tidak dilabeli sebagai “forwards” dan fitur end-to-end encryption pada WhatsApp dapat membuat para pihak berwenang untuk menentukan siapa yang mungkin menggunakan aplikasi ini untuk menyebarkan ujaran kebencial atau kekerasan.
Baca Juga
Advertisement
“Kami tahu banyak pengguna yang menyebarakn informasi bermanfaat, serta video lucu, meme dan refleksi atau doa yang berguna bagi mereka. Namun, beberapa minggu belakangan ini, orang-orang juga menggunakan WhatsApp untuk menarik dukungan publik bagi para pekerja medis di garis terdepan,” kata perusahaan itu.
WhatsApp juga menyatakan tujuan dari pembatasan ini adalah untuk memberi privasi bagi para penggunanya. Mengingat mereka juga telah melihat peningkatan yang signifikan dalam forward pesan yang dapat menjadi sarana penyebaran misinformasi.
Sebelumnya pada tahun 2018, WhatsApp pernah bereksperimen dalam fitur forward pesannya. Hal tersebt memberi label “forwarded messages” untuk pertama kali dan menambahkan dua panah untuk menunjukkan bahwa pesan tersebuth telah diforward berulang kali. Tahun lalu, perusahaan juga melakukan pembatasan dalam fitur forward pesan. Dimana para pengguna hanya bisa memforward pesan ke lima orang saja.
Baca Juga
Advertisement
Semenjak pandemi COVID-19, WhatsApp telah menjadi sorotan. Pasalnya, platform tersebut sangat mudah dijadikan tempat bertukar informasi apapun. Termasuk penyebaran informasi yang salah.
Dilansir dari The Verge, Bulan lalu, CNN dan organisasi berita lainnya menemukan bahwa platform tersebut telah digunakan untuk berbagi informasi palsu tentang obat untuk COVID-19 dan hoax seputar aktivitas militer yang berhubungan dengan wabah tersebut. Hal tersebut membuat Perdana Menteri Irlandia, Leo Varadkar, menghimbau masyarakat untuk berhenti berbagi informasi simpang-siur yang belum terverifikasi kebenarannya dalam grup WhatsApp.
Merespon himbauan Perdana Menteri tersebut, WhatsApp mempromosikan chat bot buatannya dengan WHO. Yaitu, WHO Alert yang menyediakan segala informasi seputar COVID-19. Platform tersebut juga telah menyumbang 1 Juta dollar ke organisasi International Fact-Checking Network.
Baca Juga
Advertisement
Baca juga, WhatsApp sediakan layanan chat khusus COVID-19
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.