Trump Batalkan Tarif Timbal Balik untuk Barang Elektronik dari Smartphone Hingga Komputer

Trump

GadgetDIVA - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan dalam kebijakan perdagangannya. Pada Sabtu (12/4/2025), pemerintah mengumumkan pencabutan tarif timbal balik tinggi untuk berbagai barang elektronik—mulai dari smartphone hingga komputer—yang sebagian besar diimpor dari China.

Keputusan ini memberikan angin segar bagi para raksasa teknologi seperti Apple, Dell, hingga Nvidia yang sangat bergantung pada komponen dan produk rakitan luar negeri, terutama dari kawasan Asia.

Tarif Dibatalkan, Impor Jadi Lebih Murah

Dalam pemberitahuan resmi yang dikirimkan kepada pengirim barang dan Bea Cukai AS, pemerintah menerbitkan daftar kode tarif yang mendapat pengecualian dari bea masuk. Keputusan ini berlaku secara retroaktif mulai 5 April 2025 pukul 00:01 EDT.

Advertisement

Secara keseluruhan, terdapat 20 kategori produk yang masuk dalam daftar bebas tarif ini. Di antaranya adalah kode umum 8471 yang mencakup komputer, laptop, disk drive, hingga sistem pemrosesan data otomatis. Tak hanya itu, perangkat semikonduktor, chip memori, layar panel datar, dan peralatan terkait juga ikut mendapatkan keringanan.

Kelegaan Bagi Raksasa Teknologi

Meski tak dijelaskan secara rinci alasan dibalik keputusan ini, langkah tersebut jelas membawa kelegaan besar bagi perusahaan teknologi besar. Apple, misalnya, diketahui sangat bergantung pada rantai pasok dari China dan India untuk memenuhi kebutuhan produknya di pasar AS.

Menurut laporan dari Reuters, keputusan ini tidak hanya menyasar tarif dari China, tetapi juga mencakup penghapusan tarif dasar sebesar 10% untuk produk dari negara lain seperti Taiwan dan India. Artinya, iPhone buatan India dan semikonduktor dari Taiwan kini bisa masuk ke pasar AS tanpa tambahan bea masuk, yang selama ini menambah beban biaya produksi dan distribusi.

Advertisement

Saat ditanya mengenai kebijakan ini, Trump hanya menjawab singkat kepada wartawan saat berada di pesawat kepresidenan Air Force One, “Saya akan jawab itu hari Senin. Kita akan sangat spesifik… yang jelas, negara kita sedang menghasilkan banyak uang dari sini.”

Dan Ives, analis senior dari Wedbush Securities, mengatakan bahwa pengumuman ini memberi waktu bernafas bagi sektor teknologi AS.

“Meski ketidakpastian dan volatilitas masih akan membayangi ke depannya, setidaknya perusahaan-perusahaan seperti Apple, Nvidia, dan Microsoft bisa merasa lebih tenang menjelang Senin,” tulis Ives dalam catatannya kepada investor.

Advertisement

Produksi Dipindah ke Dalam Negeri?

Tak bisa dipungkiri, kebijakan ini juga menjadi bagian dari strategi Trump untuk mendorong produksi dalam negeri. Banyak CEO perusahaan teknologi diketahui mendukung masa jabatan kedua Trump. CEO Apple, Tim Cook, bahkan menghadiri pelantikannya pada Januari lalu dan menjamu Trump dalam pesta dansa pra-pelantikan.

Namun, perlu dicatat bahwa untuk produk dari China, pengecualian ini hanya berlaku pada tarif timbal balik terbaru yang baru saja dinaikkan Trump menjadi 125% minggu ini. Sementara itu, tarif 20% yang diberlakukan sejak masa jabatan sebelumnya masih tetap berlaku, khususnya untuk produk-produk yang dinilai berkaitan dengan krisis fentanil.

Menariknya, Gedung Putih juga memberi sinyal bahwa Trump akan meluncurkan penyelidikan baru terkait keamanan nasional terhadap industri semikonduktor. Ini bisa memicu tarif tambahan dalam waktu dekat, tergantung hasil penyelidikan tersebut.

Advertisement

Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih, menyampaikan bahwa Presiden Trump berkomitmen agar AS tidak lagi bergantung pada China dalam memproduksi teknologi strategis seperti chip, laptop, dan smartphone.

“Perusahaan besar seperti Apple, Nvidia, dan Taiwan Semiconductor saat ini sedang dalam proses memindahkan produksi mereka ke dalam negeri secepat mungkin,” ujarnya.

Data dari Biro Sensus AS menunjukkan bahwa pada tahun 2024, smartphone menjadi barang impor utama dari China ke AS dengan nilai mencapai USD41,7 miliar. Diikuti oleh laptop buatan China senilai USD33,1 miliar.

Advertisement

Sebagai respons terhadap kebijakan tarif tinggi sebelumnya, Apple bahkan dilaporkan menyewa penerbangan kargo khusus untuk mengangkut 600 ton iPhone dari India ke AS, senilai sekitar USD1,5 juta. Langkah ini menunjukkan keseriusan Apple dalam menghindari dampak negatif dari kebijakan perdagangan Trump.

Dengan kebijakan penghapusan tarif ini, tampaknya Trump mencoba menyeimbangkan dua kepentingan besar: tetap terlihat tegas terhadap China sekaligus tidak memukul industri teknologi AS sendiri. Pertanyaannya kini, apakah langkah ini hanya bersifat sementara atau menjadi awal dari perubahan strategi jangka panjang menuju produksi lokal penuh?

Advertisement

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.