Temu Hentikan Pengiriman dari China ke AS: Strategi Baru Hadapi Tarif Impor Trump

Temu

GadgetDIVA - Platform e-commerce asal China, Temu, resmi menghentikan pengiriman langsung produk dari negaranya ke Amerika Serikat (AS). Keputusan ini tak lepas dari perubahan besar dalam kebijakan perdagangan AS, khususnya terkait tarif impor barang murah yang kian membebani konsumen.

Langkah drastis ini terjadi setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menghapus aturan de minimis, yang selama ini memungkinkan barang impor bernilai di bawah US$800 masuk tanpa dikenai bea masuk. Aturan baru ini mulai berlaku pada 2 Mei 2025, dan langsung berdampak besar pada model bisnis Temu yang selama ini mengandalkan skema tersebut.

Sebagai respons cepat terhadap perubahan itu, Temu mengambil keputusan strategis: menghentikan pengiriman langsung dari China dan mengalihkan fokus ke stok barang yang sudah berada di gudang dalam negeri AS. Dengan demikian, hanya produk yang tersedia secara lokal yang kini bisa ditemukan oleh konsumen di aplikasi Temu. Sementara itu, barang-barang yang sebelumnya dikirim dari China ditandai sebagai “stok habis.”

Advertisement

Perubahan ini tak hanya berdampak pada rantai pasokan, tetapi juga terasa langsung di kantong pelanggan. Banyak pengguna Temu di AS mulai mengeluhkan adanya lonjakan biaya impor yang sangat signifikan, yakni mencapai 130% hingga 150% dari harga barang.

Melihat dinamika tersebut, Temu tidak tinggal diam. Sebagai bagian dari strategi bertahan dan beradaptasi, perusahaan kini mulai merekrut penjual lokal di Amerika Serikat. Langkah ini diambil agar bisa terus memenuhi permintaan konsumen tanpa harus terkena dampak tarif impor yang memberatkan.

“Temu kini secara aktif mengundang dan merekrut penjual dari AS untuk bergabung di platform kami,” ujar perwakilan Temu dalam pernyataan resminya. Upaya ini diharapkan mampu menjaga stabilitas operasional mereka di pasar Amerika yang selama ini menjadi target utama ekspansi.

Advertisement

Tidak hanya Temu, e-commerce asal China lainnya seperti Shein juga turut terdampak oleh kebijakan baru ini. Bahkan, keduanya dikabarkan mengurangi belanja iklan digital secara signifikan di platform-platform besar seperti Facebook (Meta), YouTube (Google), TikTok, hingga Snapchat dan X (sebelumnya Twitter).

Kabarnya, langkah penghematan iklan ini merupakan imbas langsung dari meningkatnya tekanan biaya akibat kebijakan tarif. Sebelumnya, Temu dan Shein dikenal sebagai dua pemain besar yang rajin beriklan di berbagai media sosial untuk menjangkau pasar AS secara masif.

Namun kini, dengan model bisnis yang terganggu akibat aturan tarif baru, keduanya terpaksa melakukan efisiensi agar bisa tetap bersaing.

Advertisement

Selain itu, penghapusan aturan de minimis juga memutus akses mudah bagi e-commerce asing untuk menghindari bea masuk, sesuatu yang selama ini dianggap sebagai celah dalam hukum perdagangan AS. Kebijakan ini oleh sebagian pihak dianggap sebagai bentuk proteksi untuk mendukung pelaku usaha lokal dan produsen dalam negeri.

Seiring dengan itu, harga barang-barang dari Temu dan Shein diperkirakan akan naik mulai pekan depan. Kenaikan ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya biaya impor dan penyesuaian strategi bisnis yang harus dilakukan kedua perusahaan.

Langkah-langkah tersebut menandai masa transisi yang cukup menantang bagi Temu, terutama dalam mempertahankan daya saing di pasar global yang sangat kompetitif. Sementara itu, pemerintah AS tampaknya semakin tegas dalam membatasi produk asing murah yang masuk ke negaranya, dengan dalih untuk melindungi industri lokal dari persaingan yang tidak sehat.

Advertisement

Ke depan, menarik untuk melihat bagaimana Temu akan menavigasi tantangan ini. Apakah upaya perekrutan penjual lokal akan berhasil mempertahankan loyalitas pelanggan? Ataukah dominasi mereka di pasar AS akan tergeser oleh pemain lain yang lebih adaptif?

Yang jelas, dunia e-commerce kini memasuki babak baru di mana regulasi, logistik, dan strategi lokalisasi akan menjadi penentu utama keberhasilan bisnis lintas negara.

Advertisement

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.