GadgetDIVA - Sebagai respons terhadap tekanan akibat pembatasan ekspor dari pemerintah Amerika Serikat, Nvidia bersiap meluncurkan chip kecerdasan buatan (AI) terbaru mereka yang dibanderol dengan harga lebih terjangkau khusus untuk pasar China. Menurut informasi dari sumber terpercaya, chip ini akan mulai diproduksi massal paling cepat bulan depan dan didasarkan pada arsitektur Blackwell generasi terbaru.
Chip grafis baru ini, yang masih merupakan bagian dari lini GPU kelas server Nvidia, kabarnya akan dijual dengan harga antara USD6.500 hingga USD8.000, atau sekitar Rp105 juta hingga Rp130 juta. Jika dibandingkan, harga ini jauh lebih rendah dibandingkan chip H20 sebelumnya yang dibanderol USD10.000 hingga USD12.000 (sekitar Rp162 juta hingga Rp195 juta). Hal ini tentu menjadi strategi agresif Nvidia untuk tetap bertahan di pasar China yang sangat kompetitif.
Secara teknis, chip ini akan mengusung desain berbasis RTX Pro 6000D, dan akan menggunakan memori GDDR7 konvensional, bukan memori dengan bandwidth tinggi seperti pada versi sebelumnya. Selain itu, Nvidia juga tidak akan memakai teknologi Chip-on-Wafer-on-Substrate (CoWoS) dari TSMC yang dikenal mahal dan kompleks. Strategi ini menunjukkan bahwa Nvidia benar-benar fokus menciptakan solusi yang efisien namun tetap berkinerja optimal.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, pihak Nvidia masih belum memberikan informasi resmi terkait nama, spesifikasi lengkap, maupun jadwal peluncuran produk ini. Seorang juru bicara perusahaan menyatakan bahwa pihaknya masih mengevaluasi opsi “terbatas” untuk tetap bisa beroperasi di tengah ketatnya aturan ekspor.
“Sampai kami bisa mendapatkan desain produk baru dan disetujui oleh pemerintah AS, kami secara efektif kehilangan akses ke pasar pusat data China yang nilainya mencapai USD50 miliar,” ungkap perwakilan Nvidia.
Pihak TSMC, sebagai mitra manufaktur, menolak memberikan komentar terkait chip baru ini.
Baca Juga
Advertisement
Penurunan Pangsa Pasar Jadi Alasan Strategis
Tak bisa dimungkiri, pasar China merupakan salah satu pasar terbesar bagi Nvidia. Tahun lalu saja, kontribusi dari China mencapai 13% dari total penjualan global perusahaan tersebut. Sayangnya, sejak 2022, pangsa pasar Nvidia di China terus merosot, dari yang semula 95% kini hanya tersisa sekitar 50%. Hal ini terjadi setelah pemerintah AS mulai memberlakukan pembatasan ekspor teknologi tinggi, termasuk produk-produk Nvidia.
Sebelumnya, Nvidia sempat mencoba menyesuaikan versi GPU H20 untuk memenuhi aturan ekspor baru tersebut. Namun, menurut laporan Reuters, rencana itu tidak membuahkan hasil karena keterbatasan arsitektur lama yang digunakan chip tersebut.
CEO Nvidia, Jensen Huang, bahkan secara terang-terangan menyebut bahwa arsitektur Hopper—yang digunakan pada chip H20—sudah tidak lagi dapat diadaptasi sesuai kebutuhan pasar China karena aturan ekspor yang semakin ketat.
Baca Juga
Advertisement
Kini, Nvidia mengalihkan fokusnya ke arsitektur Blackwell, yang dianggap lebih fleksibel dan mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal di China. Dua sumber menyebut bahwa selain chip murah yang dirilis bulan depan, Nvidia juga tengah menyiapkan chip Blackwell lain untuk China yang dijadwalkan mulai produksi pada September mendatang.
Persaingan dengan Huawei Semakin Ketat
Di tengah tantangan ini, Nvidia juga harus bersiap menghadapi persaingan sengit dari Huawei, yang kini memproduksi chip AI unggulannya, Ascend 910B. Dengan pangsa pasar Nvidia yang terus menyusut, semakin banyak konsumen di China yang mulai melirik solusi lokal sebagai alternatif.
Jensen Huang pun memberikan peringatan bahwa apabila pembatasan ekspor dari AS terus berlanjut, maka pelanggan di China kemungkinan besar akan beralih sepenuhnya ke Huawei dan produsen lokal lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Melihat dinamika yang terjadi, langkah Nvidia merancang chip AI Blackwell versi murah untuk China bisa menjadi penyelamat sekaligus strategi jitu menghadapi tekanan geopolitik. Meski harus mengorbankan sedikit performa dan fitur canggih, kehadiran chip ini tetap diharapkan mampu menjaga eksistensi Nvidia di salah satu pasar AI terbesar di dunia.
Bagaimanapun juga, di tengah pembatasan yang semakin ketat dan persaingan yang memanas, adaptasi dan inovasi tetap menjadi senjata utama bagi perusahaan teknologi seperti Nvidia untuk bertahan dan tumbuh.
Baca Juga
Advertisement
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.