Xiaomi, Oppo, dan Vivo Siap Tantang Android dengan Sistem Operasi Baru?

Android

GadgetDIVA - Di tengah tensi geopolitik antara Amerika Serikat dan China yang terus memanas, muncul kabar menarik dari ranah teknologi: beberapa raksasa ponsel asal Tiongkok seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus disebut-sebut sedang menjajaki peluang untuk menciptakan sistem operasi (OS) baru sebagai alternatif Android.

Meskipun terdengar seperti spekulasi semata, informasi ini mendapat sorotan karena bisa jadi langkah antisipatif dari potensi pembatasan teknologi di masa depan, seperti yang sebelumnya dialami Huawei. Bukan tidak mungkin, kekhawatiran ini menjadi pemicu bagi para vendor asal China untuk meminimalisir ketergantungan terhadap layanan milik Google.

Sebagai pengingat, Huawei pernah mengalami pukulan keras ketika pemerintah Amerika Serikat memasukkan perusahaan ini ke dalam daftar hitam perdagangan pada 2019. Akibatnya, Huawei kehilangan akses ke berbagai teknologi dan layanan dari perusahaan Amerika, termasuk Google. Efek domino dari keputusan ini sangat terasa: perangkat Huawei tidak lagi memiliki akses ke Google Mobile Services (GMS), termasuk Google Play Store, Gmail, YouTube, hingga Google Maps.

Advertisement

Untuk mengatasi hal tersebut, Huawei lantas meluncurkan sistem operasi miliknya sendiri, HarmonyOS. Meski belum sepenuhnya menggantikan Android dalam hal adopsi global, HarmonyOS menjadi bukti bahwa pemain besar bisa bergerak independen jika keadaan memaksa.

Kini, rumor yang beredar menyebutkan bahwa Xiaomi, Oppo, Vivo, dan OnePlus kemungkinan akan membentuk aliansi strategis untuk mengembangkan OS baru yang tidak bergantung pada Google. Bahkan, ada kemungkinan Huawei akan dilibatkan dalam proyek ini sebagai penyedia teknologi atau pengalaman teknis.

Meskipun belum ada detail resmi, laporan dari Phone Arena pada Sabtu (3/5/2025) menyebutkan bahwa Xiaomi telah mengambil langkah awal dengan mengembangkan HyperOS 3, sistem yang diklaim sebagai fondasi dari OS mandiri tanpa ketergantungan terhadap Google. Ini tentu menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan-perusahaan asal China tersebut benar-benar serius.

Advertisement

Namun demikian, masih banyak pertanyaan yang menggantung. Misalnya, apakah OS baru ini akan kompatibel dengan aplikasi Android yang sudah ada? Atau justru seperti HarmonyOS Next, yang sepenuhnya meninggalkan dukungan untuk aplikasi Android?

Kemungkinan penggunaan teknologi milik Huawei, seperti Ark Compiler atau layanan pemetaan Petal Maps, juga masih belum jelas. Tapi jika benar dilibatkan, bisa jadi pengembangan OS ini akan lebih cepat dan solid, mengingat Huawei sudah punya pengalaman di ranah ini.

Mengapa ini penting? Jika kolaborasi lintas vendor ini benar-benar terwujud, maka ini bisa menjadi ancaman nyata bagi dominasi Android, khususnya di pasar Asia. Jangan lupa, Xiaomi, Oppo, dan Vivo termasuk dalam lima besar vendor smartphone dunia berdasarkan jumlah pengiriman perangkat. Dengan pengaruh sebesar itu, ekosistem baru yang mereka bangun bisa saja menarik perhatian pengguna global, terlebih jika menawarkan performa dan kenyamanan sebanding atau bahkan lebih baik dari Android.

Advertisement

Di sisi lain, pengembangan sistem operasi bukanlah perkara mudah. Banyak hal yang perlu dipikirkan: kompatibilitas aplikasi, dukungan pengembang, keamanan, serta pengalaman pengguna. Google sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun ekosistem Android yang kuat seperti sekarang.

Meski begitu, dalam dunia teknologi, tak ada yang mustahil. Ketika kepentingan ekonomi, geopolitik, dan inovasi bertemu, kemungkinan terobosan besar justru semakin terbuka lebar.

Saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Xiaomi, Oppo, Vivo, maupun OnePlus. Namun, publik tentu menunggu kejelasan lebih lanjut. Apakah ini hanya manuver politik? Atau benar-benar langkah awal menuju era baru di dunia sistem operasi ponsel?

Advertisement

Yang jelas, langkah ini menunjukkan bahwa dominasi Android tak lagi sepenuhnya aman. Dunia kini tengah menyaksikan bagaimana perusahaan-perusahaan teknologi asal China perlahan menyusun strategi untuk berdikari di tengah ketidakpastian global.

Jika OS alternatif ini benar-benar lahir, maka pengguna ponsel di seluruh dunia akan dihadapkan pada pilihan baru. Dan mungkin saja, dalam waktu dekat, Android akan mendapat saingan terbesarnya—bukan dari Silicon Valley, tetapi dari jantung industri teknologi di Asia.

Advertisement

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.