GadgetDIVA - Survei yang dilakukan oleh APJII dan BAKTI Kominfo menyatakan bahwa penetrasi internet telah mencapai angka 82,6 persen pada tahun 2024 di wilayah tertinggal Indonesia. Angka ini setara dengan 8.114.273 jiwa.
Survei ini melibatkan 1.950 responden dari 64 kabupaten di daerah tertinggal. Termasuk di antaranya 322 ISP (Internet Service Provider).
Menariknya, survei ini menemukan cara yang paling sering digunakan masyarakat di wilayah tertinggal untuk terhubung dengan internet. Mayoritas responden lebih memilih membeli kuota sendiri dari operator seluler (85.72%).
Baca Juga
Advertisement
Alasan utama menggunakan operator seluler utama dalam berinternet ialah sinyal yang paling kuat di lokasi mereka berada (46.8%), nomor HP sudah lama digunakan (25%), harga paket internet dan promo yang menarik (15%), serta pembelian yang mudah (12.4%).
“Ketika kita menanyakan kepada masyarakat desa, alasan utama menggunakan operator seluler utama dalam berinternet, 46,8 sinyal yang paling kuat di lokasi saya berada. Jadi karena sinyalnya kuat,” ungkap Sekretaris APJII Pusat Zulfady Syam dalam acara yang berlangsung di Jakarta, Selasa (17/9).
Selanjutnya, ditemukan pula masa berlaku paket langganan internet seluler yang paling sering digunakan. Pertama, mayoritas pengguna memilih berlangganan paket bulanan (64.2%), mingguan (27.5%) dan harian (8.3%).
Baca Juga
Advertisement
Dari biaya paket bulanan tersebut, masyarakat desa paling seorang membeli paket di harga Rp. 50.000 – Rp. 100.000 sebesar 57,60%. Mereka lebih memilih membeli kuota mahal dengan jaringan yang cepat (57,60%).
Adapun masalah yang paling sering terjadi saat menggunakan layanan paket data seluler. Di antaranya seperti koneksi putus-putus
(54,3%), koneksi lambat (38,5%) dan tempat membeli paket data atau pulsa jauh dari lokasi tempat tinggal (4,1%).
Selain itu, ditemukan pula frekuensi terjadinya mati listrik juga yang mengganggu koneksi internet. Sebanyak 36.20% menyatakan bahwa mati listrik terjadi sebanyak 2-5 kali dalam sebulan, 31.80% menyebut kurang dari 5x dalam sebulan, 22.1% mengatakan 1x dalam sebulan dan 9.8% menyatakan tidak pernah terjadi mati listrik.
Baca Juga
Advertisement
“Nah inilah salah satu penyebabnya. Punya jaringan yang canggih-canggih pun, kalau frekuensi terjadinya mati listrik masih lumayan tinggi, maka koneksi itu juga akan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat desa,” imbuhnya.
Kendati demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa dari banyaknya pengguna internet di wilayah tertinggal, 64,9% menyebut tidak mengetahui bahwa BAKTI Kominfo menyediakan layanan internet gratis.
Sebanyak 26,9% layanan gratis BAKTI Kominfo. Sementara, 8,1% lainnya tidak memanfaatkan layanan internet gratis tersebut.
Baca Juga
Advertisement
“Ada yang menjawab, ya tapi tidak memanfaatkan 8,1%. Jadi beri gratis 8,1% tahu tapi tidak memanfaatkan. Yang tidak tahu, nah ini masalahnya, kenapa sudah diberikan internet gratis, tidak tahu lagi masyarakatnya, ada 64,9%,” tandasnya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.