Dian Sastro Kenang Perjuangan Kartini untuk Perempuan Indonesia

Dian Sastro
Aktris dan Sineas Dian Sastro dalam Talkshow Galaxy S25 Series Faces of Kartini: Breaking the Bounderies di Jakarta, Senin (21/4). [Foto: Nadhira/GadgetDiva].

GadgetDIVA - Merayakan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, Akrtis Dian Sastro mengenang perjuangan Kartini dalam mewujudkan emansipasi wanita di Indonesia. Hal itu disampaikannya pada Senin (21/4).

Dian Sastro memandang Kartini sebagai sosok yang vokal mengutarakan pemikiran dan keluh-kesahnya terhadap permasalahan yang terjadi sebelum Indonesia merdeka. Khususnya soal emansipasi atau kesetaraan hak-hak perempuan dengan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama di bidang pendidikan.

Ia melihat Kartini sebagai sosok perempuan yang tegas dalam memperjuangkan kemerdekaan pada zamannya. Pandangan tersebut Dian Sastro dapatkan saat dirinya berkesempatan membaca kumpulan surat-surat Kartini yang sudah didokumentasikan.

Advertisement

Yap, dirinya pernah memerankan sosok Kartini dalam film bertajuk Kartini pada tahun 2017 silam.

Dian juga sempat menyinggung bahwa banyak khalayak yang memperdebatkan mengapa bukan tokoh perempuan lain yang disebut sebagai Ibu Emansipasi Wanita. Hal itu disebabkan kemapuan Kartini dalam menuangkan pemikirannya di dalam tulisan.

“Tapi memang yang kebetulan hasil pikiran itu bisa terdokumentasikan sampai bisa dinikmati sama seluruh dunia, termasuk sama kita sekarang adalah Ibu Kartini,,” ungkap Dian dalam acara Galaxy S25 Series Faces of Kartini: Breaking the Boundaries di Jakarta, Senin.

Advertisement

“Karena beliau sangat pandai baca tulis, luwes banget dalam menuturkan keluh kesahnya dan pikirannya ke dalam tulisan. Kalau enggak kita kan, we have no idea bahwa ternyata perempuan Jawa zaman itu ternyata banyak banget pikirannya dan maju banget,” imbuh dia.

Perempuan dua anak itu juga turut mengungkap bahwa Kartini sempat mendapat beasiswa untuk menuntut ilmu ke Belanda. Namun, kesempatan tersebut tak digunakan dan dihibahkannya kepada Agus Salim.

“Bahkan kita baru tahu kalau misalnya dulu beliau nggak dapat beasiswa ke belanda yang akhirnya tidak digunakan dan akhirnya dia hibahkan ke Pak Haji Agus Salim. Mungkin dulu enggak ada yang namanya Kebangkitan Nasional,” pungkas Dian.

Advertisement

Dian Sastro
[Ki-Ka] MX Marketing & Demand Generation Samsung Electronics Indonesia Andi Airin, Aktris dan Sineas Dian Sastrowardoyo, Fotografer Fen Felicia dalam Talkshow Galaxy S25 Series Faces of Kartini: Breaking the Bounderies di Jakarta, Senin (21/4). [Foto: Nadhira/GadgetDiva].

Menurut pandangannya, mungkin jika dahulu tidak ada perempuan dengan pemikiran seperti Kartini, mungkin Indonesia belum bisa merdeka seperti saat ini.

“Dulu itu cuma dibayangin doang loh sama bapak-bapak, our finding fathers, dulu itu kita ya jajahan aja gitu. Koloni aja, koloni dari salah satu first world country gitu. Dan kalau ini tidak dibayangkan, tidak diimaginasikan oleh siapapun, oleh beliau-beliau ini mungkin negaranya bahkan gak pernah akan lahir,” jelasnya.

Di samping itu, Dian juga membeberkan bahwa Kartini merupakan sosok yang tegas. Hal ini disimpulkannya setelah membaca dokumentasi surat-surat Kartini yang dikirim kepada temannya.

Advertisement

“Dia tuh kalau udah nggak terima, ‘aku tuh nggak terima banget’. Jadi dulu tuh yang aku tahu, yang aku ingat beliau tuh enek banget sama bagaimana kaum bangsawan Jawa merasa jauh lebih superior daripada kaum rakyat Jelata Indonesia,” katanya.

Menurut Dian, jika Kartini masih hidup di zaman sekarang, ia akan sangat peduli dengan beragam isu yang terjadi di masayakat. Mulai dari ketimpangan sosial, korupsi, hukum yang tidak adil hingga poligami.

Sebab, Isu-isu domestik seperti poligami ini juga sempat terjadi di zaman dahulu. Kala itu, Kartini menentang keras.

Advertisement

Dian Sastro
[Ki-Ka] MX Marketing & Demand Generation Samsung Electronics Indonesia Andi Airin, Aktris dan Sineas Dian Sastrowardoyo, Fotografer Fen Felicia dalam acara Galaxy S25 Series Faces of Kartini: Breaking the Bounderies di Jakarta, Senin (21/4).

Kartini memandang laki-laki hanya akan mencintai satu perempuan. Jika lebih dari itu, hanya ego dan keserakahan saja sama seperti korupsi.

“Di saat seorang laki-laki sudah mulai bisa mencintai lebih dari satu perempuan, itu udah masalah ego. Itu udah masalah keserakahan kok gitu loh. Bukan masalah murni cinta lagi gitu loh,” tuturnya.

Dian Sastro mengaku bahwa dirinya bersyukur mendapat kesempatan berperan sebagai Kartini. Sebab, ia juga dapat mempelajari banyak tulisan dan surat-surat yang ditulis oleh ibu emansipasi wanita tersebut.

Advertisement

“Aku bersyukur banget waktu itu dapat kesempatan untuk memerankan peran Ibu, dan jadi dapat kesempatan juga untuk mempelajari banyak tulisan dan surat-surat dari Ibu Kartini,” tandasnya.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.