Astra Dampingi UMKM Perempuan Bangun Mental Wirausaha

GadgetDIVA - Paradiva, tidak sedikit pelaku usaha kecil gulung tikar bukan karena kurang laku, tapi karena tidak tahu cara kelola keuangan. Inilah yang coba diubah oleh Astra dan Asuransi Astra melalui program pendampingan UMKM perempuan.

Digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Perempuan Internasional, pelatihan dab pendampingan ini diberikan berkat kolaborasi antara Yayasan Astra —YDBA dan Asuransi Astra, menyasar UMKM perempuan yang telah menjadi bagian dari ekosistem binaan Astra. Tujuannya jelas: mencetak wirausaha mandiri yang berkelanjutan.

Tak Hanya Teori, Tapi Juga Aksi di Lapangan

Menurut Head of Training and Mentoring Department YDBA, pendampingan ini tidak sebatas ceramah. “Kami sudah biasa membina UMKM dari nol. Mulai dari menanamkan basic mentality, kedisiplinan, sampai membentuk karakter perempuan yang bermakna,” jelasnya.

Materi pendampingan menyentuh hal-hal paling krusial: manajemen keuangan, efisiensi biaya, hingga cara memilih bahan baku alternatif tanpa mengorbankan kualitas. Semuanya diajarkan lewat praktik langsung di lapangan.

“Tim kami mendampingi UMKM satu per satu. Kami cek laporan keuangan mereka, identifikasi titik lemah, lalu bantu mereka memperbaiki. Tapi semua tetap dijaga internal, tidak ada data yang keluar,” tambah Daniel.

Fakta menariknya, sekitar 70 persen UMKM di sektor kuliner dan kerajinan yang dibina Yayasan Astra dikelola oleh perempuan. Maka tak heran, fokus pendampingan ini menyasar mereka yang terbukti tangguh dan punya potensi berkembang.

Program ini adalah tahun kedua kerja sama antara YDBA dan Asuransi Astra. Menurut pihak Asuransi Astra, mereka tak sekadar mendanai, tapi juga ikut turun tangan. Mulai dari asesmen awal, implementasi perbaikan, hingga memantau laporan akhir dari peserta.

Melek Finansial Itu Mutlak

Sebanyak 10 UMKM perempuan terseleksi mengikuti program yang dimulai 11 Juni 2025 di Galeri Yayasan Astra, Jakarta. Mereka akan menjalani pelatihan intensif hingga Agustus 2025.

Materinya disusun agar langsung bisa diterapkan. Peserta juga diminta mempresentasikan hasil usahanya setelah pendampingan. Laporan akhir ini yang akan menentukan seberapa besar dampak program terhadap bisnis mereka.

Bisnis yang sukses bukan sekadar soal rasa atau tampilan produk. Banyak yang tumbang karena tidak bisa membedakan antara omzet dan keuntungan. Inilah kenapa literasi finansial menjadi titik tekan dalam program ini.

Paradiva, kamu mungkin punya produk yang bagus. Tapi tanpa manajemen yang rapi dan pemahaman dasar soal arus kas, semua hanya akan bertahan sementara.

Mentalitas Jadi Modal Awal, Ini Bukan Sekadar Pelatihan

Menurut Rahmat Samulo, Ketua Pengurus Yayasan Astra, mentalitas adalah kunci utama. “Meski skala usaha kecil, kita harus berpikir besar seperti industri. Kalau bisa jaga kualitas, biaya, dan pengiriman, pasar akan datang sendiri,” ucapnya.

Maximiliaan Agatisianus, President Director Asuransi Astra, juga menekankan hal yang sama. “Semua berawal dari mental. Kesempatan ini langka, jadi manfaatkan dengan serius, tapi tetap fun,” katanya saat membuka program.

Paradiva, kata Rahmat yang dilakukan YDBA selama ini pada UMKM pendampingan, jadi lebih dari sekadar pelatihan biasa. Ini adalah proses panjang membentuk pengusaha perempuan yang tahu arah dan punya daya tahan. Astra sudah terbukti membina lebih dari 13.600 UMKM di seluruh Indonesia, menyerap lebih dari 75.000 tenaga kerja hingga akhir 2024.

Dengan 18 cabang binaan dan 2 proyek khusus di Salatiga dan Batangtoru, Astra telah membangun jaringan pembinaan UMKM yang kuat, dan sebagian besar dijalankan oleh perempuan.

Buat kamu para paradiva pelaku UMKM, jangan lewatkan kesempatan seperti ini. Karena bisnis yang kuat tak dibentuk dalam sehari, tapi lewat proses yang konsisten dan pendampingan yang tepat.