GadgetDIVA - Firma riset International Data Corporation (IDC) mengungkap bahwa pasar ponsel pintar Indonesia mengalami kenaikan sebesar 15,5% menjadi 40 juta unit YoY selama tahun 2024. Dipimpin oleh Transsion, induk dari Tecno, Infinix dan Itel.
Riset tersebut menunjukkan bahwa pada kuartal keempat tahun 2024, pasar ponsel Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 9,6% YoY. Sedangkan, dari kuartal ke kuartal (QoQ), angka cenderung stagnan pada -0,2%.
Hal tersebut dikarenakan menurunnya permintaan terhadap ponsel yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Pada tahun 2024, pertumbuhan pasar ponsel ini didorong oleh segmen ultra low-end dengan harga di bawah Rp. 1 jutaan yang dipimpin oleh Transsion.
Baca Juga
Advertisement
Transsion memimpin dengan pangsa pasar sebesar 18.3% di tahun 2024, angka ini naik dari 13.1% pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan YoY-nya tertinggi di 5 peringkat teratas dengan angka 61.7%.
Sementara, selama kuartal keempat 2024, Transsion juga menduduki peringkat pertama dengan pangsa pasar sebesar 19.8% yang naik dari angka 17.1% pada tahun 2023. Kemudian, kenaikan tahunannya juga tertinggi, yakni di angka 27.1%.
Lebih lanjut, IDC juga mencatat pertumbuhan penjualan smartphone di segmen mid-range atau harga sekitar Rp. 3 juta hingga di bawah Rp. 9 jutaan sebesar 24,9% YoY. Segmen ini dipimpin oleh OPPO dengan pangsa pasar 17.8% yang turun dari 19.1% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, ponsel pintar dengan harga lebih tinggi pada segmen di atas Rp. 9 jutaan mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2%. Penurunan ini berimbas dari pelarangan iPhone 16 di Indonesia.
Lebih lanjut, pangsa pasar 5G juga mengalami peningkatan signifikan menjadi 25,8% pada tahun 2024. Angka ini mengingkat dari 7,1% di tahun sebelumnya.
Hal ini didorong oleh peluncuran model baru dan penawarkan 5G yang semakin terjangkau pada tahun 2024. Pangsa pasar 5G masih dipimpin oleh Samsung.
Baca Juga
Advertisement
“Meskipun pasar mengalami pemulihan pada tahun 2024 setelah bertahun-tahun mengalami penurunan, pasar masih belum sepenuhnya pulih. Konsumen terus merasa cemas di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global,” ungkap Analis Riset IDC Indonesia Vanessa Aurelia dalam pernyataan resminya dikutip Rabu (12/2).
Menurut Vanessa, pertumbuhan akan terus terjadi seiring dengan kuatnya penawaran, sedangkan permintaan secara umum masih lesu. Di tahun 2025 ini, ia memperkirakan pertumbuhannya akan berada di angka satu digit lebih rendah.
Baca Juga
Advertisement
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.