GadgetDIVA - Pembangunan Satria-2 telah direncanakan sejak Februari 2022 silam. Namun, kehadirannya kini menjadi pertanyaan pasca Starlink diluncurkan di Indonesia.
Plt. Direktur Sumber Daya dan Administrasi BAKTI Tri Haryanto menyatakan bahwa Satelit Satria-2 kini masih menunggu kebijakan dari Menteri Kominfo. Dia melihat adanya permintaan dan teknologi yang berkembang saat ini.
“Menunggu kebijakan pak Menteri. Intirnya, dari demand lihat, demand yang ada dan teknologi yang berkembang,” ungkap Tri Haryanto di Kantor Kominfo pada Jumat (22/6) kemarin.
Baca Juga
Advertisement
Satria-2 sendiri telah mendapatkan greenbook. Satelit ini akan memiiki skema pembayaran yang berbeda dari Satria-1.
Diketahui Satria-1 menggunakan KPU (Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha). Sedangkan, Satria-2 menggunakan skema Pinjaman Hibah Luar Negeri.
“Perlu dijaki kembali,” imbuh dia.
Baca Juga
Advertisement
Tri turut menyampaikan kalau kemungkinan Satria-2 akan menggunakan teknologi Low-Earth Orbit (LEO) serupa dengan Starlink. Menurutnya, penggunaan LEO mungkin dapat dilakukan.
Kendati demikian, teknologi yang digunakan untuk Satria-2 ini harus efektif. Plus, harga dan kualitas yang dihadirkan juga harus lebih baik.
Satelit LEO berada pada ketinggian 482 kilometer di atas permukaan. Keunggulannya ialah untuk meningkatan kecepatan internet dan mengurangi tingkat latensi.
Baca Juga
Advertisement
“Sangat dimungkinkan, pertama teknologi yang efektif dan harga dan kualitas yang baik,” tandasnya.
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.