GadgetDIVA - Penjual tas Gucci palsu kini tidak hanya beroperasi di ecommerce ternama. Malah mereka kini melanjutkan operasi penjualan tas palsu melalui media sosial, yang terbanyak adalah Instagram dan Facebook.
Pemilik platform media sosial Facebook dan Instagram kini sedang direpotkan oleh para penjual tas palsu yang mengimitasi merek-merek ternama. Merek tersebut di antaranya tak hanya Gucci tapi juga Hermes, Louis Vuitton, sampai Chanel.
Dilansir melalui Reuters, Kamis, 10 Februari 2022, platform milik Meta telah menjadi tempat jualan yang menjanjikan bagi para penjual tas palsu yang menggunakan merek ternama. Para pelanggar hak cipta dagang itu merasa senang dengan fitur media sosial yang memiliki tempat percakapan pribadi untuk menjangkau pengguna. Tak hanya Facebook dan Instagram, WhatsApp juga bisa dieksploitasi oleh para penipu merek tersebut.
Baca Juga
Advertisement
“Facebook dan Instagram merupakan marketplace favorit para penjual tas palsu bermerek internasional. Mereka bisa menjangkau para pembelinya secara privat. 10 tahun lalu mereka menggunakan eBay, lima tahun lalu sempat menggunakan Amazon. Sekarang media sosial,” ujar Benedict Hamilton, Managing Director Kroll, perusahaan penyidik yang disewa oleh para perusahaan ternama untuk membantu mengungkap pemalsuan dan penyelundupan produk bermerek.
Data peneliti dari perusahaan riset Ghost Data pernah menunjukkan jika pemalsuan dan imitasi dari brand-brand ternama itu paling banyak melibatkan mereka Gucci, Louis Vuitton, Fendi, Prada dan Chanel.
Baca Juga
Advertisement
Ghost Data mengidentifikasi lebih dari 26.000 akun aktif yang diduga menjual tas bermerek palsu. Akun tersebut di beroperasi di Facebook antara Juni sampai Oktober 2021. Sedangkan di Instagram ada sekitar 20.000 akun aktif. Angka ini naik jika dibandingkan temuan tahun 2020. Sedangkan jika dibanding 2019, angka ini naik. Pada tahun 2019 diketahui ada 56.000 akun penjualan produk palsu.
Dari temuan di 2021, diketahhui sebanyak 65 persen dari akun-akun tersebut ternyata berbasis di China. Sebanyak 14 persen berlokasi di Rusia dan 7,5 persen dari Turki.
Sepertinya online commerce telah menjadi prioritas penting bagi Meta. Mereka telah meluncurkan fitur Belanja di Instagram dan Facebook. Meski susah untuk menghilangka eksistensi para pemalsu produk itu namun fitur Belanja dianggap sebagai salah satu solusi yang bisa mengurangi penjualan tas palsu merajalela.
Advertisement
Instagram menyebut jika beberapa merek tas dan fashion mewah di dunia telah mengadopsi fitur Belanja di akun resmi Instagram mereka. Beberapa brand tersebut di antaranya Dior, Balenciaga dan Versace. Sedangkan Balmain dan Oscar De La Renta juga menggunakannya dilengkapi aplikasi pihak ketiga.
Organization for Economic Cooperation and Development mengestimasi hasil perdagangan produk palsu dengan merek mewah telah menghasilkan sampai USD464 miliar di 2019. Tahun ini, angka tersebut diprediksi semakin besar karena e-commerce makin banyak bertebaran, dan sosial media makin aktif.
Dari sekian banyak merek mewah yang dipalsukan, pemilik brand Louis Vuitton dan Fendi, LVMH mengatakan telah menghabiskan biaya sampai USD33 juta untuk memberantas pemalsuan merek-nya di 2020. Chanel, Gucci dan Prada juga bertindak cepat dengan menurunkan ratusan ribu akun dan postingan sosial media yang mempromosikan penjualan tas palsu.
Baca Juga
Advertisement
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.