GadgetDIVA - Telegram, aplikasi pesan instan yang kerap disebut sebagai pesaing utama WhatsApp, kembali jadi sorotan. Kali ini, Telegram mendapat suntikan dukungan besar dari tokoh teknologi ternama, Elon Musk. Melalui perusahaannya yang bergerak di bidang kecerdasan buatan, xAI, Musk mengucurkan dana sebesar USD 300 juta untuk Telegram. Dana tersebut digunakan untuk meluncurkan chatbot AI bernama Grok di platform Telegram.
Langkah ini menandai kemitraan strategis yang cukup mengejutkan di dunia teknologi. CEO Telegram, Pavel Durov, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini tidak hanya memperkuat posisi Telegram secara teknologi, tetapi juga secara finansial. Tak hanya menerima dana fantastis dari xAI, Telegram juga akan memperoleh 50% dari pendapatan langganan xAI yang dijual langsung di dalam aplikasinya.
“Musim panas ini, pengguna Telegram akan memperoleh akses ke teknologi AI terbaik yang ada di pasar,” tulis Durov dalam unggahan resminya saat mengumumkan kemitraan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Meski begitu, Elon Musk sendiri menyebut di platform X bahwa belum ada perjanjian resmi yang ditandatangani antara xAI dan Telegram. Pernyataan ini tentu saja menimbulkan tanda tanya di tengah euforia kolaborasi dua raksasa teknologi tersebut. Namun, Musk tidak memberikan keterangan lebih lanjut, yang membuat publik penasaran akan kelanjutan proyek ini.
Telegram Terus Mendekati WhatsApp
Seiring dengan perkembangan kemitraan ini, Telegram juga mencatat pencapaian besar lainnya. Pada tahun 2025, aplikasi yang berbasis di Dubai ini berhasil menembus angka satu miliar pengguna aktif bulanan. Meskipun jumlah ini masih kalah dari WhatsApp yang memiliki sekitar dua miliar pengguna, Telegram tetap menunjukkan pertumbuhan yang konsisten.
Popularitas Telegram tersebar luas di berbagai belahan dunia, terutama di Rusia dan Ukraina. Bahkan, platform ini kerap digunakan oleh kalangan pejabat dan militer, menjadikannya bukan sekadar aplikasi komunikasi biasa, tapi juga sebagai media informasi strategis.
Baca Juga
Advertisement
Di sisi lain, Durov tidak pernah sungkan melontarkan kritik pedas terhadap WhatsApp. Baru-baru ini, ia bahkan mengadakan kontes dengan total hadiah sebesar USD 50 ribu atau sekitar Rp 820 juta. Tujuannya? Mendorong kreator konten untuk membuat video viral yang menunjukkan keunggulan Telegram dibanding WhatsApp.
“Kami ingin membuktikan bahwa Telegram selalu satu langkah di depan. WhatsApp adalah tiruan murahan yang tertinggal zaman,” tulis Durov dalam kanal Telegram-nya.
Menurutnya, WhatsApp menjalankan kampanye hitam terhadap Telegram. Durov menuduh aplikasi milik Meta itu melakukan berbagai upaya untuk menjegal perkembangan Telegram, termasuk menghabiskan dana miliaran dolar untuk lobi dan kampanye PR negatif.
Baca Juga
Advertisement
“Selama bertahun-tahun mereka mencoba meniru inovasi kami, tapi gagal total. Sekarang saatnya membangunkan para pengguna WhatsApp. Mereka masih hidup di masa lalu,” tambahnya.
Meski terus berkembang, Telegram juga tak lepas dari kontroversi. Pavel Durov saat ini tengah menghadapi penyelidikan di Prancis karena tuduhan membiarkan aktivitas ilegal di dalam platformnya. Beberapa isu yang diangkat termasuk perdagangan narkoba, penipuan online, hingga distribusi konten eksplisit yang melibatkan anak di bawah umur.
Durov sendiri merupakan miliarder kelahiran Rusia yang memilih meninggalkan negaranya pada tahun 2014. Kini, ia menjalankan Telegram dari markasnya di Dubai dengan tetap menjunjung tinggi prinsip independensi perusahaan. Hal inilah yang menurutnya membedakan Telegram dari pesaingnya yang telah bergabung dengan korporasi besar dan kehilangan kemandirian.
Baca Juga
Advertisement
Masa Depan Telegram: Kombinasi Teknologi dan Independensi
Dengan adanya kemitraan bersama xAI dan dukungan Elon Musk, Telegram tampaknya siap naik kelas. Tidak hanya sebagai aplikasi pesan, tetapi juga sebagai platform teknologi yang mampu menawarkan fitur berbasis kecerdasan buatan. Kehadiran chatbot Grok menjadi langkah awal Telegram untuk memasuki era baru, di mana integrasi AI menjadi kunci utama dalam pengalaman pengguna.
Apakah langkah ini cukup untuk menyaingi dominasi WhatsApp? Waktu yang akan menjawab. Namun satu hal yang pasti, Telegram kini punya amunisi yang kuat untuk bersaing: teknologi canggih, dana besar, dan dukungan dari salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi.
Baca Juga
Advertisement
Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.