Kontroversi Drama Korea ‘When the Phone Rings’: Tuduhan Ejek Gaza Banjir Bintang Satu

When The Phone Rings 1

GadgetDIVA - Drama Korea “When the Phone Rings” kini berada di pusaran kontroversi setelah episode ke-12-nya memicu gelombang kritik tajam. Serial yang diadaptasi dari web novel dengan judul serupa ini sebelumnya menuai popularitas berkat genre thriller romantisnya, namun kini menghadapi hujan bintang satu di platform Google Reviews.

Di media sosial, tagar #WhenThePhoneRingsEp12 memuncaki trending topic di X dengan lebih dari 177.000 cuitan per Minggu (5/1/2025). Banyak netizen menyoroti adegan dalam episode tersebut yang menampilkan konflik fiktif antara “Izmael” dan “Paltima,” serta penyebutan warga Korea Selatan yang menjadi sandera. Banyak yang menilai adegan ini sebagai referensi terselubung terhadap konflik di Gaza.

Seorang pengguna media sosial menulis, “Buat yang belum nonton mending boikot aja. Kita kan tahu negara mana yang mereka maksud. Mereka nggak mau repot-repot tutupin malah ngeungkapin hal yang bertolak belakang dengan apa yang terjadi.”

Advertisement

Kritik serupa juga muncul dari komentar lain, “Izmael & Paltima dengan sandera Korea? Ini adalah ejekan terhadap genosida yang sedang berlangsung di Gaza. Apa-apaan itu.”

Banjir Bintang Satu

Di platform Google, ulasan dengan satu bintang terus bertambah seiring waktu. Banyak pengguna menyuarakan kekecewaan mereka terhadap serial ini, khususnya setelah tayangan episode ke-12. Beberapa menyebut langkah ini sebagai bentuk protes terhadap narasi yang dinilai tidak sensitif.

Meski demikian, drama yang dibintangi oleh Yoo Yeon Seok dan Chae Soo Bin ini tetap mencetak rekor. Episode terakhirnya yang tayang pada 4 Januari 2025 meraih rating pemirsa tertinggi sepanjang penayangannya, dengan angka nasional rata-rata 8,6% menurut data Nielsen Korea.

Advertisement

Sejarah Kontroversi

Ini bukan kali pertama tim produksi “When the Phone Rings” menghadapi kritik. Sebelumnya, pada November 2024, mereka sempat mendapat kecaman terkait adegan yang melibatkan bahasa isyarat. Banyak penonton menilai penggambaran tersebut sebagai bentuk ejekan terhadap komunitas tuna rungu.

Merespons kritik ini, tim produksi merilis permintaan maaf resmi pada 29 November 2024. Mereka menegaskan bahwa tidak ada niat mengejek bahasa isyarat, melainkan mengakui adanya kesalahan dalam penggambaran. Tim juga menyoroti pentingnya bahasa isyarat dalam alur cerita, di mana komunikasi tersebut menjadi kunci bagi kedua karakter utama untuk membuka hati mereka.

“Kami meminta maaf dengan tulus atas kekurangan kami dan berharap drama ini tetap dikenang sebagai karya yang menjunjung tinggi nilai bahasa isyarat sebagai alat komunikasi penting,” demikian pernyataan resmi mereka.

Advertisement

Reaksi Penonton

Walau banyak yang kecewa, sebagian penggemar tetap mendukung drama ini. Mereka memuji akting para pemeran dan pengemasan cerita yang dinilai penuh emosi. Beberapa berharap kritik yang muncul dapat menjadi pelajaran bagi tim produksi di masa depan.

Namun, bagi banyak lainnya, kontroversi ini meninggalkan noda pada reputasi drama yang awalnya disambut hangat.

Kontroversi seputar drama “When the Phone Rings” menjadi pengingat bahwa karya seni, terutama yang mengangkat isu sensitif, harus dibuat dengan hati-hati. Kritik dan kecaman yang muncul mencerminkan harapan publik terhadap representasi yang lebih baik dan empati terhadap konflik nyata.

Advertisement

Dengan akhir yang mencetak rekor rating, akankah drama ini dikenang sebagai karya yang kontroversial atau malah sebagai pelajaran penting bagi dunia hiburan Korea?

Cek berita teknologi, review gadget dan video Gadgetdiva.id di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Gizmologi.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.